GETARAN-GETARAN LEMBUT YANG KURASAKAN
Kota memang sangat menarik, tetapi sentuhan kesunyian di pedesaan selalu akrab menyambutku setelah berada di riuhnya kota dan mendengar derit kereta api yang menyebalkan. Betapa hening dan sentosa segala yang terjadi pada alam, baik penghancuran, perbaikan, maupun perubahannya! Tak terdengar suara dentam palu, gergaji, atau suara batu yang sengaja dipecah. Yang ada hanya suara musik yang berdesir di rumputan ketika dedaunan gugur dan buah-buah lembut jatuh dihembus angin dari cabangnya sepanjang hari. Dalam diam semua menunduk, layu, dan tertumpah ke bumi, hingga penciptaan ulang bisa dimulai kembali. Segalanya lelap tertidur, sementara arsitek-arsitek waktu menawarkan jasa-sepinya di tempat lain. Keheningan yang sama pun meraja ketika secara serentak bumi menghadirkan ciptaan barunya. Dengan lembut, lautan rumput, lumut, dan bunga-bunga meruak, menebar, memenuhi bumi. Tirai dedaunan menyelimuti dahan-dahan pohon. Pohon-pohon besar mempersiapkan diri di jantungnya yang kokoh untuk menerima kembali kehadiran burung-burung yang mendiami kamar-kamar lapangnya yang menghadap ke selatan dan ke barat. Ah, tiada tempat yang terlalu hina untuk merumahkan makhluk-makhluk ceria ini. Aliran sungai yang melintasi padang rumput mendobrak belenggu bekunya dengan nada-nada yang bergelora, gemercik, dan mengalir bebas. Dan semuanya itu terangkai dalam waktu kurang dari dua bulan, mengikuti irama orkestra alam, di tengah wangi alam yang sejuk segar.
» Selengkapnya...