(Penyair Sulis dan Tuhan) Imajinasi Murni dan Metapora Murni

Imajinasi adalah pengadaan, atau pendatangan - ia mengadakan, atau mendatangkan, yang tiada, menjadi ada. tapi, siapakah ia di sana? di dalam permainan imajinasi dan metapora, yang kita baca jauh mengatasi aristoteles dan penafsir-penafsirnya kemudian. Demikian juga dengan metapora: saat pengadakan itu terjadi, saat itu pula metapora dimulai dalam gerak imajinasi. dan bukan hanya metapora yang bisa kita sematkan sebagai gerakan, bergeraknya suatu kata ke kata lain untuk maksud lain, tapi juga adalah imajinasi, yang bergerak mengadakan yang tiada menjadi ada. Dalam hubungan dengan semua itu, maka sebenarnya kita tidak memiliki imajinasi dan kegiatan kita pun, bukanlah metapora. Sebab kita tak kuasa mengadakan, dan kita tak kuasa memberi nama dari apa yang tiada, tapi kini telah diadakan itu. Maka, kalau kini kita berbicara tentang imajinasi dan metapora, sebetulnya kita sedang berbicara tentang proses mengkomposisi, membentukkan dia yang telah ada, ke dalam bayangan pikiran kita sendiri yang, adalah hasil dari kerja imajinasi murni dan metapora murni itu. Kita tak kuasa mengadakan, kecuali membentukkan dari yang sudah ada; kita juga tak kuasa memberi nama yang tadinya tiada. ringkasnya, kita adalah pemakai yang sudah ada, meletakkannya sesuai panggilan genetik tubuh dan jiwa kita sendiri. kalau demikian apakah imajinasi dan apakah metapora? imajinasi dan metapora, itu ada hubungan langsung dengan kerja sang maha tiada yakni tuhan itu sendiri.


Dalam injil dan quran ia berkata, ia mengajarkan nama nama. Sebutkan nama nama ini kalau kamu memang mengetahui? tak suatu pun yang bisa menyebutkannya. Sebutkan nama nama ini hay Adam tolong sebutkan nama nama ini. Adam pun menyebutkan nama nama itu. Inilah pelajaran dan praktek pertama kali imajinasi dan metapora itu. Sebutkan nama nama ini, dengan kata lain Sang  Tuhan langsung mendatangkan benda benda - isi nama nama itu; dengan kata lain selain, mendatangkan benda benda, sang tuhan langsung pula memberi nama kepada benda bendanya. dapat kita bayangkan dalam pikiran tuhan, serentak ia mengimajinasikan ikan, langit atau lautan, serentak itu pula, atau bersama itu pula, proses metaforasitas itu terjadi: ikan, kata tuhan sambil membayangkan ikan dan pembayangan itulah ikan yakni kata ikan. sulis dan hudan, kata sang tuhan lagi sambil menujum jauuuuuhhhhh sekali sebelum kedua orang ini ada di bumi. Embun, Zubaidah atau bidadara cinta boleh juga: ketiga orang ini jauh sebelum mereka ada, tapi telah ada di imajinasi dan metapora pertama Sang Tuhan di langit tinggi tapi entah di mana itu.


0 komentar:

Posting Komentar

Masukan Alamat Emailmu Di Sini:

Pengikut