Nah, mungkin ini postingan terakhir tentang pembelajaran menulis kali ini. Melanjutkan pembelajaran sebelumnya maka, kami memberi judul “Pembelajaran Menulis Part III”, di dalamnya ada “Ciri-Ciri Tulisan yang Baik dan Langkah-Langkah Menulis”. Sebenarnya masih banyak sekali yang mesti kita pelajari. Jadi, jangan pernah berhenti mencarinya.
Mudah-mudahan bermanfaat dan kami juga segera mendapatkan ilmu atau informasi secepatnya untuk berbagi, terutama tentang dunia tulis-menulis.
Ciri-Ciri Tulisan yang Baik
Seorang penulis mempunyai maksud dan tujuan dalam tulisannya, yaitu agar karyanya dapat diterima dan dibaca oleh para pembaca. Agar maksud dan tujuan bisa tercapai dengan adanya responsi dari pembaca terhadap tulisannya, sang penulis harus menyajikan tulisan yang baik. Berikut ciri-ciri tulisan yang baik menurut Adelstein dan Pival:
1. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang serasi.
2. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan menulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
3. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis.
4. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan, menarik minat para pembaca terhadap pokok pembicaraan. Dalam hal ini haruslah dihindari penggunaan kata-kata dan frase yang tidak perlu.
5. Tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya. Mau dan mampu merevisi naskah pertama merupakan kunci bagi penulisan yang tepat-guna atau penulisan efektif.
6. Tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau manuskrip. Kemauan untuk menggunakan ejaan dan tanda baca secara seksama, memeriksa makna kata, hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca. Penulis yang baik menyadari benar-benar bahwa hal seperti itu dapat memberi akibat yang kurang baik terhadap karyanya.
Sedangkan menurut Mc. Mahan dan Day (dalam Tarigan, 2008: 6-7), ciri-ciri tulisan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Jujur artinya penulis tidak boleh memalsukan ide atau gagasan
2. Jelas artinya penulis tidak boleh membingungkan para pembaca
3. Singkat tidak memboroskan waktu para pembaca
4. Usahakan keanekaragaman, panjang kalimat yang beraneka ragam, berkarya dengan penuh kegembiraan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri tulisan yang baik adalah penulis mampu memanfaatkan struktur kalimat, bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai, serta mau memeriksa kembali hasil tulisannya agar memenuhi kaidah bahasa. Bahasa yang digunakan harus jelas, singkat namun padat, komunikatif, dan penuh kejujuran.
Langkah-Langkah Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang profuktif dan ekspresif, sehingga penulis harus dapat memanfaatkan kemampuan menggunakan tata tulisan, struktur bahasa, dan kosakata. Bila ingin berhasil dalam menulis, sebaiknya mengikuti langkah-langkah tertentu. Menurut Sabarti Akhadiah (dalam Kartimi, 2006: 6-7) sebagai berikut:
1) Tahap perencanaan
a. Pemilihan topik
b. Pembatasan topik/perumusan tujuan
c. Penyusunan kerangka karangan
2) Tahap pelaksanaan penulisan
Tahapan ini merupakan tahap pengembangan kerangka karangan yang sudah disusun pada tahap perencanaan dengan menggunakan bahan-bahan sesuai dengan topik yang telah dipersiapkan. Pada tahap penulisan ini perlu diperhatikan:
a. Penyusunan bahasanya, yaitu:
1. Penulisan paragraf yang benar
2. Penulisan kalimat yang efektif
3. Penulisan pilihan kata yang tepat
4. Penulisan ejaan yang benar
b. Teknik penulisan yang sesuai dengan aturan yang berlaku:
1. Cara menulis judul/sub judul
2. Cara menulis kutipan/catatan kaki
3. Cara menulis daftar pustaka
4. Teknik pengetikan
3) Tahap pemeriksaan/revisi
Apabila karangan sudah selesai ditulis, tahap pemeriksaan perlu dilakukan agar tulisan itu lebih sempurna. Mungkin ada yang perlu diperbaiki, dibuang karena informasi itu tidak relevan atau bisa saja ditambah dan diperluas.
Pemeriksaan dapat dilakukan secara menyeluruh yaitu:
a. Pemeriksaan melalui kerangka dilihat dari sudut sistematika dan logika;
b. Pemeriksaan bahasa menyangkut penulisan paragraf, kalimat efektif, pilihan kata, dan ejaan;
c. Pemeriksaan teknik penulisan. Apakah sudah sesuai dengan pedoman umum ejaan yang disempurnakan?
Sejalan dengan pendapat Sabarti Akhadiah, menurut Hasani (2006: 6) dalam menyusun tulisan diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Tahap Prapenulisan/ Tahap Perencanaan
Tahap prapenulisan merupakan tahap persiapan sebelum menulis. Dalam tahap ini langkah yang ditempuh sebagai berikut:
a. Menentukan topik
Topik diperoleh dari pengalaman, membaca, pengamatan, pendapat, sikap, dan tanggapan yang dipertanggungjawabkan.
b. Membatasi topik
Membatasi topik berarti mempersempit dan mengkhususkan lingkup pembi-caraan. Topik yang terlalu luas akan menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam. Topik yang terlalu sempit akan menghasilkan tulisan yang tidak jelas.
c. Menentukan tujuan
Tahap menentukan tujuan berguna sebagai pola yang didasari tulisan secara menyeluruh. Tujuan yang dirumuskan secara jelas karena merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan menulis.
d. Membuat kerangka karangan
Kerangka tulisan merupakan rencana kerja penulis dalam mengembangkan gagasan. Kerangka tulisan yang disusun secara cermat akan sangat membantu penulis dalam hal-hal berikut:
1. Membantu penulis dalam mengembangkan tulisan secara teratur sesuai dengan susunan pikiran dalam kerangka.
2. Mencegah penulis mengulangi bahasa pada bagian-bagian sebelumnya.
3. Menyajikan pikiran-pikiran pokok yang dapat dirinci dan diperhalus.
4. Mencegah penulis ke luar dari sasaran yang telah ditentukan sesuai dengan topik atau judul.
5. Membantu penulis dalam mengatur urusan pembicaraan
6. Menunjukkan kepada penulis bahan-bahan penulisan yang diperlukan dalam pengembangan gagasan.
e. Menentukan bahan
Bahan penulisan adalah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Bahan penulisan dapat berupa rincian, sejarah kasus, contoh penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab akibat, hasil penelitian, dan sebagainya. Bahan penulisan dapat diperoleh dari berbagai sumber.
2) Tahap penulisan
Tahapan penulisan merupakan bahasan dari semua topik yang terdapat dalam kerangka karangan. Dalam penulisan karangan sangat diperlukan pilihan kata yang tepat, cermat, dan lugas, sehingga dalam tahap penulisan ini, penulis harus dapat mencurahkan seluruh penguasaan kosakata yang dimiliki. Tulisan yang baik adalah tulisan yang tidak lepas dari kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku. Oleh karena itu, dalam hal ini karangan harus ditulis dengan ejaan yang tepat, tanda baca yang tepat, dan sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku.
3) Tahap revisi
Pada tahap ini penulis harus membaca kembali tulisan yang telah dibuat. Kegiatan membaca kembali ini untuk melihat secara teliti bagian-bagian yang perlu mendapat perbaikan, terutama dalam penggunaan ejaan, tanda baca, pilihan kata, paragraf, logika kalimat, sistematika tulisan, pengetikan, dan sebagainya.
Menulis merupakan suatu proses. Didalamnya diperlukan proses-proses agar tulisan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam menentukan tema yang akan diangkat diperlukan intuisi yang kuat dalam mengembangkan gagasan yang akan dituangkan. Konsentrasi dan fokus pada apa yang dikerjakan, setelah selesai bacalah kembali dan lakukan proses revisi agar apa yang ditulis menghasilkan tulisan yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar