PUJANGGA - Puisi Karya Helmy Fahruroji


PUJANGGA
Helmy Fahruroji
Juni, 2509

 
Penipu ulung di bidang estetika
Menatap penuh makna dalam setiap jejak senja yang berkilah
Lihat saja ketika berselingkuh, mempermainkan, dan menjugkirbalikan kata semena-mena
Tetap saja nampak indah ketika dapat menerka-nerka

Memutarbalikan setiap irama mendarah daging padanya
Tidak peduli ada duka dalam dada
Tidak peduli ada suka, gembira, bahkan siksa serta cerca dalam setiap baitnya
Semua akan nampak penuh makna saat membaca, meski hati ada luka yang menyelinap

Begitu gombal nampaknya ketika mendayu-dayu dalam rayu
Begitu tega sepertinya ketika ketidak adilan sedang dirasa
Begitu manis untaian kata dibungkuus untaian pena
Begitu, begitu, dan begitu meski terkadang sulit sekali menerka kandungan senandung pena

Hidup ini begitu berharga apabila terlewat dari goresan tinta
Berlalu tanpa ada kata yang menggores dalam detak jantungnya
Bunga yang layu akan kembali mekar ketika mendengar alunannya
Mentari yang redup akan memancarkan sinar cerahnya saat nada-nada mulai dalam bait-baitya

Sementara mereka pergi begitu saja
Hanya meninggalkan bekas rasa
Memberi derita entah luka pada pembaca
Kemudian muncul lagi dengan goresan-goresan baru

0 komentar:

Posting Komentar

Masukan Alamat Emailmu Di Sini:

Pengikut